Jumat, 09 Januari 2015

Sejarah Negara Repblik Dempkratika Kongo

Republik Demokratik Kongo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Republik Demokratik Kongo
Bendera
MottoDémocratie - Justice - Unité
(Perancis: "Demokrasi, Keadilan, Persatuan")
Lagu kebangsaanDebout Congolais
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Kinshasa
Bahasa resmi Perancis
Pemerintahan Republik semipresidensial
 -  Presiden Joseph Kabila
 -  Perdana Menteri Augustin Matata Ponyo
Kemerdekaan
 -   - Date Dari Belgia
30 Juni 1960 
Luas
 -  Total 2,345,410 km2 (11)
 -  Perairan (%) 4,3%
Penduduk
 -  Perkiraan 2013 75.507.308 (19)
 -  Sensus 1938 10.217.408 
 -  Kepadatan 29,3/km2 (182)
PDB (KKB) Perkiraan 2013
 -  Total US$27,575 miliar 
 -  Per kapita US$368 
Mata uang Franc (CDF)
Zona waktu (UTC+1 dan +2)
 -  Musim panas (DST)  (UTC+1 dan +2)
Ranah Internet .cd
Kode telepon 243
Republik Demokratik Kongo
Republik Demokratik Kongo, (sebelumnya bernama Zaire antara tahun 1971 dan 1997), adalah sebuah Negara di Afrika bagian Tengah. Negara ini berbatasan dengan Republik Afrika Tengah dan Sudan di sebelah utara; Uganda, Rwanda, Burundi, dan Tanzania di timur; Zambia dan Angola di selatan; dan Republik Kongo di Barat.
Perang bersaudara berlangsung berkepanjangan di Kongo sejak 1998 yang menghancurkan serta menyeret seluruh wilayah tersebut dan negara-negara di sekitarnya. Aksi kekerasan tersebut telah menghancurkan infrastruktur dan perekonomian negara tersebut hingga akhirnya PBB mengambil alih permasalahan di negara itu dan memaksa Presiden Joseph Kabila menyelenggarakan Pemilihan Umum pada 30 Juli 2006.
Kepala negara saat ini, Joseph Kabila (35) disebut-sebut merupakan calon terkuat dan sejumlah polling awal menyatakan Kabila akan menang dalam babak pertama pemilihan presiden. Kabila diperkirakan bisa mengalahkan 33 calon Presiden lain termasuk mantan pemimpin pemberontak Jean-Pierre Bemba, mantan pemberontak yang menjadi menteri keuangan dan dituduh melakukan kejahatan.
Bemba telah melancarkan perang sengit tujuh tahun sejak 1998. Pada puncaknya, konflik di bekas negara Zaire itu, telah menyeret setidaknya tujuh kekuatan militer asing dan, meskipun ada serangkaian kesepakatan perdamaian dan proses peralihan berjalan sejak 2003, pergolakan etnik dan penjarahan terus mewabah bagian timur negeri tersebut.
Calon lain meliputi keturunan tokoh kenamaan di negara bekas koloni Belgia itu, termasuk putra diktator lama Mobutu Seso Seko dan pahlawan kemerdekaan yang terbunuh Patrice Lumumba.
Lumumba menang dalam pemilihan demokratis terakhir di negeri tersebut pada malam menjelang kemerdekaan 1960, tapi ia didepak oleh Mobutu yang membuat negara itu identik dengan korupsi dan salah urus sampai dia digulingkan pada 1997.
Masyarakat internasional, yang mendanai pemilihan umum itu dan mengucurkan dana hampir setengah miliar Dolar AS, berharap pemungutan suara tersebut bukan hanya membawa kestabilan bagi negara Afrika tengah itu tapi juga memungkinkan Kongo menjadi kekuatan ekonomi regional.
Sumber mineral negeri tersebut, yang berlimpah, telah disedot untuk mendanai perang dan bagi keuntungan pribadi sementara kebanyakan warganya hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan tak-adanya prasarana bagi negara tersebut, yang besarnya menyamai Eropa Barat, Pemilu terbukti menjadi tantangan logistik. Di wilayah hutan terpencil, para petugas harus berjalan kaki berhari-hari untuk membawa kartu suara ke TPS.

Provinsi

Republik Demokratik Kongo dibagi menjadi 25 provinsi dan 1 kota khusus menyusul amandemen Konstitusi Republik Demokrasi Kongo.

Lihat pula

Pranala luar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar